Archive for Oktober, 2012

h1

Perjalanan

19 Oktober 2012

Ia berjalan menyusuri malam
Bertahan dalam sadar jeri yang ia susun sendiri
Jeri saja sudah membuat kusut
Apatah lagi menahannya
Ia hendak bergumam pada pekat
Namun angin masih memintanya bersabar
Sebenarnya tak apa-apa
Semua hanya hamba
Namun sesaklah yang membuat segala lama
Sabar dalam jeri, bertahan dalam jeri
Satu yang tak dibuat sendiri
Tentang waktu..
________________________________________
efek tengah malam, lain kali harus buat yang lebih ceria *pletak!

h1

Role Model for Women

18 Oktober 2012

Source : ardfsaa 

h1

Tentang Radioaktif dan Ironi Kebisuan

17 Oktober 2012

Baru-baru ini mendengar kabar maraknya pencemaran zat radioaktif di Belitong.
Bukan Belitong yang meresahkanku. Melainkan disini. Disini. Sister city-nya Belitong. Kembarannya Belitong dalam kasus serupa.
“Penambangan timah tengah laut”.

Pengerukan, penambangan, pencemaran, radioaktif. Mengganggu sekali!
PN Timah senyap. Masyarakat senyap. Pemda senyap. Lalu apa lagi..
Harus segera ada pengecekan baku mutu perairan. Harus.

Sudah cukup laut tergerus hingga tak terbentuk.
Sudah cukup pantai tak layak kami renangi.
Sudah cukup langkanya ikan molek untuk kami konsumsi. Masih ditambah lagi?
Pencemaran radioaktif yang mungkin tersembunyi.

Saat ini sedang aktif mengikuti perkembangan Belitong.
Mudah-mudahan ada yang bisa diterapkan disini. Semoga tidak terlambat.

h1

Solitude

16 Oktober 2012

Aku merindukan malam
Tempatku lari dari langit-langit pujian
Benar, tampaknya tulang ini semakin ngilu
Makin ku genggam makin terasa ianya tak tahan

Aku mencari malam
Tempatku hilang dari hiruk pikuk membutakan
Benar, tampaknya badan ini tak sekokoh dahulu
Menggapai hulu terseret ke hilir menentang haluan

Sungguh aku tak membenci pagi
Hanya, mengapa masih ia memintaku berlari

h1

Bukan Perempuan (jika) Miskin Hati

9 Oktober 2012

hanya ini yang ku punyai
bukan kecantikan serupa dewi atau harta tak terperi
hanya ini yang akan ku beri
tulus dari hati

tulus dari hati
karena hanya itu yang ku tak sangsi
selaksa tenaga siap ku kucuri
banjir keringat tak segan ku nikmati
karena apa lagi yang ku nanti

hanya mati
mati yang akan membuat berhenti

hanya satu pinta agar kau mengerti
jangan tuntut aku menjadi peri saat di bawah matahari

h1

Tubruk Menubruk Hati Perempuan

2 Oktober 2012

Perempuan, makhluk aneh sejagad raya. Jangan mau percaya dengan tagline “karena wanita ingin dimengerti”, karena eh karena, tidak akan ada yang bisa mengerti perempuan, termasuk perempuan itu sendiri.

Perempuan semakin aneh, karena walaupun dia benar-benar sadar bahwa ‘perasaan’ punya porsi besar dalam tutur lakunya, tetap saja dia senang membolak-balikkan perasaannya sendiri. Terasa hidup katanya. Terasa dramanya. Aiihh…apa dia kira skenario hidup sesederhana sinetron??

Jangan mudah percaya bahwa perempuan suka es krim, coklat, bunga, atau boneka. Ini lagi salah satu keanehan mereka. Sengaja menipu diri dengan pengalihan abstrak yang seolah nyata, tampak di mata lelaki. Banyak perempuan yang sengaja namun seolah tak sengaja, sembunyikan kekuatan agar ada alasan ‘tuk air mata. Huuh, antara licik dan innocent itu bedanya setipis rambut!

Perempuan, dengan segala keanehannya toh tetap jadi makhluk yang dipuja. Tutur katanya tetap jadi telaga dan pangkuannya tetap jadi peraduan lelahnya jiwa. Walau terkadang dia sendiri tak menemukan tempat untuk bermanja, toh, menghibur diri tetap jadi pilihan. Pemaksaan penuh retorika!

Bagi perempuan, kejujuran hati adalah segalanya. Tapi mungkin ada lelaki yang menganggap: ‘jujur, artinya berkhianat’. Aaah, serasa menjelma sosok Drupadi di hadapan nan menghamba, dengan sorot mata angkuh lukiskan sinyal gairah memperdaya.

Maka, tubruk menubruk hati perempuan tak kan terelakkan. Antara kejujuran dan kemunafikan, antara keluguan dan kelicikan, antara kecantikan dan pemalsuan. Semua, semua, dengan lirih diakui adalah untuk lelaki. Dan lelaki, sedikit banyak menuntut perempuan hengkang dari rupanya yang sejati.

Mungkin, mungkin, mungkin, ah, sebenarnya tak perlu perempuan menjadi seperti yang diinginkan lelaki. Karena lelaki pun sebenarnya tak mengerti dirinya sendiri.